Piaggio Jaga Kebersamaan Komunitas Vespa


BANDUNG - Tidak bisa dipungkiri nama besar Vespa juga dibangun bersama dengan kehadiran komunitas pecinta Vespa yang menjamur di Indonesia. Rasa kebersamaan yang tinggi adalah salah satu kunci kenapa komunitas Vespa bisa bertahan dan terus eksis sampai sekarang.

"Pemilik Vespa itu brotherhood-nya besar. Pasti kita pernah lihat kan kalau ada Vespa yang mogok di tengah jalan, pemilik Vespa yang lain pasti ikut bantu. Bahkan yang sedang naik mobil juga ikut bantu karena ternyata juga punya Vespa di rumah. Simpati dan empati ini positif sekali, ini juga yang ingin kami kembangkan. Menurut saya tingkat kebersamaan pemilik Vespa di Indonesia sangat besar sekali," ungkap Pratiwi Halim, Marketing Director Piaggio Indonesia, di Bandung, Kamis (4/7/2013).

Tentunya tradisi seperti ini diharapkan juga menurun sampai ke pemilik Vespa modern di Indonesia. Karena hal-hal seperti ini diakui Pratiwi juga merupakan salah satu alasan banyak calon konsumen yang menginginkan brand Vespa. Satu Vespa Sejuta Keluarga, begitu slogan yang ia katakan.

Piaggio Indonesia tidak menaungi dan membawahi satu komunitas apapun, namun ATPM Vespa ini mendukung pergerakan komunitas pecinta Vespa di Tanah Air.

"Komunitas itu kan organik, kita melihat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap komunitas itu besar. Mereka adalah end user dan orang-orang yang tidak bisa dibeli oleh perusahaan," jelas Pratiwi.

Tidak hanya mendukung pecinta Vespa modern, namun juga seluruh keluarga Vespa termasuk yang klasik. "Kita mendukung komunitas Vespa dan hubungan kita dengan komunitas juga baik. Vespa adalah Vespa. Berapapun tahunnya Vespa tetaplah Vespa. Vespa klasik adalah sejarah kita bisa sampai di Vespa modern seperti ini," tuntasnya.

source : okezone.com

Modifikasi Vespa



Tidak bisa dipungkiri pecinta Scooter di Indonesia demikian banyak di Indonesia. Mereka begitu fanatik sehingga sampai mau melakukan apapun untuk bisa menarik perhatian di jalan. Nah inilah kadang yang menjadi soal, gaya modifikasi yang aneh nyeleneh, lebay, ekstrem atau apapun itu membuat beberapa orang mengenyitkan dahi.

Menurut dwinugros.wordpress.com, aliran modifikasi Vespa bisa dibagi menjadi beberapa aliran seperti Classic Vintage, Brit Style, Racing look, chooper, rat bike, low rider dan ekstrem. Dari beberapa aliran tersebut aliran rat bike inilah yang sering menjadikan kesan negatif penunggangnya, karena seperti rombengan berjalan. Berbagai barang yang aneh ditempelin disitu sehingga terlihat kumuh. Salah satunya seperti dibawah ini :


Rat bike


Selain yang “kumuh” tersebut sebenarnya masih lebih banyak modifikasi yang menghasilkan motor yang cantik, unik dan elegan, contohnya seperti dibawah ini :

Classic Vintage


Apapun bentuk modifikasinya kecintaan mereka terhadap tunggangannya patut diacungi jempol. Vespa tidak sekedar alat transportasi tetapi telah menjadi saksi bisu perjalanan hidup penunggangnya baik suka maupun duka.

Sejarah Vespa


Piaggio dibangun oleh pemuda berusia 24 tahun bernama Rinaldo Piaggio di 1884 dengan memproduksi kapal mewah, kereta, mesin hingga body truk. Terjadinya Perang Dunia 1 membawa perubahan terhadap aktivitas Piaggio selama beberapa decade. Mereka mulai memproduksi pesawat dan seaplanes alias pesawat yang memiliki kemampuan mendarat di atas air. Untuk menunjang produksinya, mereka membutuhkan fasilitas produksi yang lebih banyak. Di 1917 Piaggio membangun pabrik baru di Pisa, diikuti oleh pabrik di Pontedera empat tahun berikutnya. Sebelum dan sesudah Perang Dunia II, Piaggio menjadi salah satu produsen pesawat terbaik di Italia sebelum akhirnya pabriknya hancur akibat perang.

Lepas perang berakhir, Putra Rinaldo Piaggio, Enrico dan Armando membangun kembali pabrik di Pontedera yang luluh lantah. Setelah membawa mesin dari pabrik Biella, Enrico kembali memproduksi sebuah produk yang fokus terhadap mobilitas personal. Dia menggunakan sebagian intuisinya untuk mengembangkan kendaraan dengan desain luar biasa berkat tangan dingin insinyur aeronautika, Corradino D’Ascanio. Vespa – yang dalam bahasa Italia berarti Lebah merupakan buah dari determinasi Enrico Piaggio yang bersikeras untuk membuat sebuah produk dengan biaya rendah.

Selama lebih dari 6 dekade mendominasi segmen skuter, Vespa hingga saat ini menjadi contoh unik industri desain yang tidak akan pernah mati. Berkat inovasi baik teknologi maupun desain yang telah dituangkan telah membuat produk Vespa lambat laun berubah dari sebuah produk transportasi menjadi salah satu bagian dari sejarah sosial.

Vespa merupakan simbol dari kreativitas ala Italia yang termashyur di seluruh dunia yang dibuktikan oleh kesuksesan penjualan dari tahun ke tahun. Vespa juga terkenal sebagai salah satu merk yang bernaung di bawah payung Piaggio Group yang bermarkas di Pontedera (Pisa) dan menjadi salah satu pimpinan manufaktur roda dua di dunia.

Piaggio Group secara global memiliki beberapa pabrik, antara lain: Pontedera (Pisa) yang memproduksi merk Piaggio, Vespa dan Gilera; Scorze (Venice) tempat memproduksi Aprilia dan Scarabeo; Mandello del Lario (Lecco) untuk merk Moto Guzzi; Baramati (India) yang memproduksi light-commercial vehicles roda tiga dan empat untuk pasar India; dan Vinh Phuc (Vietnam) tempat pembuatan skuter Vespa untuk pasar lokal dan ASEAN. Rentang produksi Piaggio Group meliputi skuter, sepeda motor dan moped mulai dari kapasitass 50 hingga 1.200 cc yang dijual dibawah merk Piaggio, Vespa, Gilera, Aprilia, Moto Guzzi, Derbi dan Scarabeo. Piaggio Grup juga merupakan manufaktur untuk light commercial vehicles roda tiga dan empat dengan merk Ape, Porter dan Quargo.


1943 MP 5 Paperino / Donal Bebek
Ide untuk membuat sebuah produk untuk konsumsi massa dengan biaya murah telah memacu semangat Enrico Piaggio untuk mempelajari dan menemukan solusi agar tetap dapat melanjutkan produksi pada masa perang berakhir. Di sebuah pabrik di kota Biella, terciptalah skuter motor yang prototipenya dibuat oleh Ir. Renzo Spolti bersama stafnya. Skuter ini diberi nama MP5 (Moto Piaggio 5), sedangkan para buruh menyebutnya “Donal Bebek”. Namun ternyata Enrico Piaggio kurang menyukai prototipe itu. Karena itulah ia mempercayakan Corradino D’Ascanio untuk mempertimbangkan lagi dan membuat sesuatu yang berbeda dan lebih maju baik dari segi teknis maupun desain. D’Ascanio tidak melakukan perubahan pada skuter Donal Bebek itu, tetapi ia menciptakan kendaraan yang sama sekali baru, yaitu Vespa!

Sebelum Vespa, skuter Donal Bebek itu sempat diproduksi sekitar 100 buah. Saat ini skuter itu sangat diminati dan dicari oleh para kolektor seluruh dunia.


1945 MP 6 Prototype
Pada bulan April 1946, sepeda motor ringan dan serbaguna ini diperkenalkan untuk pertama kalinya kepada publik di sebuah perkumpulan pemain golf di Roma. Di perisainya terpasang logo Piaggio baru untuk pertama kalinya, menggantikan lambang pesawat yang ada di sana sebelumnya.

Majalah “Motorciclismo” dan “La Moto” memuat skuter baru ini sebagai cover majalah mereka dan langsung menimbulkan rasa penasaran, keterkejutan dan bahkan, skeptisme di masyarakat. 50 buah berasal dari pabrik di Pontedera sekaligus ditawarkan pada acara launching resminya. Pemasaran Vespa, pada bulan-bulan pertama dilakukan melalui jaringan dealer mobil Lancia. Pada tahun pertama telah memproduksi 2.484 buah. Inilah awal petualangan skuter yang paling terkenal di dunia. Harga model ini adalah £55.000, sedang versi deluxe dijual dengan harga £66.000.


1946 Vespa 98
Pada seri kedua, Vespa 98 diproduksi sebanyak 16.500 buah. Terlihat perbaikan yang signifikan dibanding pendahulunya, baik dari segi estetika maupun teknis-fungsionalnya. Bagian depan tak lagi memiliki bukaan pintu dan ukurannya diperkecil agar penggantian roda lebih mudah. Ini karena pada masa seusai perang, kondisi jalan sangat buruk sehingga mudah terjadi kebocoran ban. Tuas starternya memiliki bentuk yang lebih ergonomis sehingga lebih mudah dioperasikan. Selain itu terdapat perubahan ukuran dan bentuk lampu-lampunya. Warna silver metaliknya mengingatkan kita pada pesawat Piaggio. Majalah-majalah yang terbit saat itu mengabarkan bahwa untuk dapat memiliki Vespa 98, peminat harus menunggu (inden) hingga delapan bulan. Akibatnya muncul pasar gelap sehingga Vespa dijual dua kali lipat dari harga resminya, yaitu £55.000 untuk model basic dan £61.000 untuk model mewah.


1947
Populasi “swarm silver” yang memenuhi jalan-jalan di Italia mendatangkan ide di benak Enrico Piaggio untuk memproduksi kendaraan yang lebih agresif, mampu berakselerasi dengan cepat dan menjadi kampiun diluar karakter Vespa kebanyakan. Hasilnya adalah Vespa 98 yang berhasil merebut gelar terbaik di Monte Mario hill climb di 1947 dengan ditunggangi oleh Joseph Cautriumphs. Vespa 98 Corsa (sirkuit) dibuat untuk memenuhi kebutuhan akan kecepatan di berbagai kompetisi dan merepresentasikan inovasi dan teknologi yang diimplementasikan Vespa di setiap produknya. Body hand made yang dicangkok di atas frame baja dengan mount tube dab suspense di kanan, rem tromol serta lubang ventilasi udara di belakang untuk mendinginkan kerja mesin merupakan inovasi paling canggih saat itu. Belum lagi sistem transmisi 3-speed, switch di setang hingga tipe karburator Garde 17 mm plus laburan warna merah, menjadi sangat imajinatif, dari awal kelahiran sang “Lebah” hingga saat ini.


1949 Vespa 125 Circuito
Pada akhir tahun 40an, produsen sepeda motor besar beranggapan bahwa cara terbaik untuk mengiklankan kendaraan mereka adalah dengan mengikuti lomba yang diadakan di sejumlah kota. Tujuannya adalah untuk mendekatkan masyarakat umum pada sektor otomotif sehinga bisa menambah pelanggan-pelanggan baru yang potensial. Piaggio juga merancang serangkaian skuter sirkuit seperti produk tahun 1949 ini yang sejak awal dirancang untuk tujuan tersebut. Selain untuk iklan, Vespa Circuito 125 juga berguna sebagai uji coba untuk menguji produk baru yang kemudian diterapkan pada produk-produk standar.

Vespa balap, dibuat sepenuhnya manual oleh spesialis dari Divisi Eksperimen (R&D) Piaggio dan digunakan dalam berbagai perlombaan sampai pertengahan tahun 50an. Skuter ini dikendarai oleh pembalap terkenal seperti Dino Mazzoncini dan Giuseppe Cau. Khusus Giuseppe Cau, dia memenangkan perlombaan dengan menggunakan kronometer di Catania-Etna pada tahun 1950 dan keluar sebagai juara pertama di kelasnya (125cc), menempati urutan ketiga dalam klasemen keseluruhan dibelakang Guzzi dan Benelli.


1950 Vespa Monthlery
Untuk mempromosikan citra sporti Vespa, Piaggio memerintahkan tim ahlinya untuk lebih fokus pada pencatatan rekor dengan tujuan untuk mengabadikan tradisi keunggulan dalam penelitian yang sudah dicapai perusahaan ini sebelum perang.

Pada tanggal 7 April 1950 di sirkuit Montlhery, Perancis, dalam 10 jam pengujian dengan tiga pembalap yang bergantian, Vespa memenangkan 17 buah rekor dunia. Termasuk dalam catatan waktu (rata-rata 134 km/jam) dari 100 mil, (rata-rata 129,7 km/jam) dari 500 mil, (rata-rata 123,9 km/jam) dari 1.000 km (rata-rata 124,3 km/jam) dalam waktu 10 jam dan jarak 1.049 km. Dengan kendaraan yang sangat mirip dengan ini ( Vespa 125 ‘circuit’ dengan bingkai paduan dari tahun 1949), pembalap Mazzoncini juga memperoleh hasil yang cemerlang pada lomba di sirkuit. Di antaranya adalah kemenangan di kelas sirkuit skuter di Genoa (Italia) yang merupakan tantangan antara Vespa dan Lambretta.

1953 125 U
Vespa ini hanya diproduksi 7.000 buah. Skuter Vespa U adalah salah satu yang paling dicari oleh para kolektor. Dibuat pada tahun 1953 sebagai model ekonomis.

Huruf “U” adalah singkatan dari utilitaria (serbaguna), karena model ini memang dibuat untuk menyaingi Lambretta. Harganya dipatok 110 dollar. Untuk pertama kalinya Vespa yang dibuat di pasar Italia memiliki lampu di setang dan bukan di mudguard depan.

1955 Vespa 150 side car
Vespa sidecar dibuat antara tahun 1948-awal 1949, ditengah-tengah keberhasilan yang diraih mesin 125 baru. Vespa model ini dibuat setelah melalui penelitian yang seksama. Skuter ini memiliki sespan tunggal yang didukung coil spring, sehingga lebih stabil dan nyaman untuk perjalanan jauh.

Pada akhir tahun 1954, Piaggio pertama kali meluncurkan Vespa 150 silinder yang juga dirancang untuk side car dengan mengedepankan garis-garis aerodinamis dan keanggunan.

Side carnya terbuat dari baja, dipasang secara manual dan dihubungkan dengan Vespa melalui sebuah tabung yang merupakan solusi unik dari Piaggio. Selain itu, gear boxnya juga diganti untuk mempermudah saat melalui jalanan yang tidak rata. Performanya mendapat banyak pujian, bahkan di medan bersalju dan lereng curam sekalipun. Model side car memadukan kenyamanan melaui penambahan windshield dan bagasi di punggung belakang, serta keamanan dan kepraktisan yang merupakan jaminan nama ‘Vespa’.


1956 Vespa 150
Pada tahun 50an, departemen pertahanan Perancis memberi tugas kepada penerima lisensi Piaggio di Perancis (ACMA) untuk membuat sebuah kendaraan untuk penggunaan militer. Hasilnya adalah Vespa yang sangat khusus, yang diproduksi sekitar 600 buah dari tahun 1956-1959 di pabrik milik ACMA di Fourchambault, Perancis.

Vespa TAP digunakan pada Legiun Asing dan Korps Parasut, dapat diturunkan dengan parasut dan dilengkapi dengan senapan 75mm (tanpa recoil), 6 amunisi, 2 kaleng bahan bakar dan sebuah gerobak kecil. Diproduksi dalam dua warna kamuflase yaitu; hijau dan warna pasir.

Meskipun beratnya 115 kg, performa Vespa TAP tidak berkurang. Bahkan ia bisa mencapai kecepatan 66km/jam, dalam kisaran 200km saat digunakan dalam kondisi yang sangat luar biasa dan tidak umum.

Sekilas Tentang Vespa

Piaggio didirikan pada tahun1884 di Italia oleh Rinaldo Piaggio. Pada awalnya Piaggio adalah pabrikan yang memproduksi peralatan kapal, rel kereta dan gerbong kereta api. Pada saat Perang Dunia Pertama berkecamuk, Piaggio memproduksi pesawat terbang.

Pada akhir Perang Dunia II, pabrik Piaggio di bom oleh pesawat sekutu. Setelah perang usai, Enrico Piaggio mengambil alih Piaggio dari ayahnya (Rinaldo Piaggio). Pada saat itu perekonomian Italia sedang memburuk, Enrico memutuskan untuk mendisain alat transportasi yang murah

Dibantu oleh ahli pesawat terbang Corradino D’Ascanio, Enrico menciptakan sebuah design alat transportasi roda dua dengan inspirasi dan teknologi dari pesawat terbang. Konstruksi suspensi monoshock untuk memudahkan mengganti ban diadaptasi dari roda pesawat terbang, bahkan produk pertamanya benar-benar menggunakan roda depan pesawat terbang. Starter dibuat dari bagian komponen bom, serta bodinya terbuat dari alumunium seperti bodi pesawat terbang.


Menurut berbagai sumber, Vespa di produksi pertama kali pada tahun 1945. Kata ”Vespa” berasal dari kata ”Wesp” yang berarti ”binatang penyengat atau lebah”. Memang konstruksi Vespa jika dilihat dari atas terlihat seperti lebah.

Dalam perkembangannya, Vespa tidak hanya di pasarkan di Italia, tetapi juga laris di Perancis, Inggris, Jerman, Spanyol, Brasil serta India. Karena minat konsumen yang begitu besar, Vespa juga di prosuksi di Jerman dan Inggris.

Selain Vespa, pada masa itu juga lahir berbagai merek kendaraan roda dua jenis ini, seperti Lambreta, Zundap, Heinkel, NSU, Hummel. Akan tetapi yang hingga saat ini eksis di Indonesia adalah Vespa dan disusul oleh Lambretta

Sejarah Vespa di Indonesia

Sebenarnya penulis sendiri tidak tahu persis kapan pertama kali Vespa masuk ke Indonesia. Mencoba mencari referensi ke beberapa narasumber pun tidak membuahkan hasil yang konkret. Masing-masing narasumber mempunyai keterangan yang berbeda-beda, akan tetapi mereka mempunyai persamaan persepsi, bahwa “Demam Vespa” di tanah air sangat di pengaruhi oleh “Vespa Congo”. Vespa diberikan sebagai Penghargaan oleh Pemerintah Indonesia terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian Indonesia yang bertugas di Congo saat itu.

Menurut beberapa narasumber, setelah banyak Vespa Congo berkeliaran di jalanan, mulailah Vespa menjadi salah satu pilihan kendaraan roda dua di Indonesia. Importir lokal turut mendukung perkembangan Vespa di tanah air.

Sampai saat ini sudah puluhan varian Vespa yang mampir di Indonesia. Dari yang paling tua hingga yang paling baru ada di Indonesia. Bahkan teman saya dari Philipina menyebut bahwa Indonesia adalah surganya Vespa. Sampai saat ini mungkin masih bisa disebut sebagai surganya Vespa. Maraknya ekspor Vespa, sedikit banyak mengurangi populasi Vespa di Indonesia.

Cerita Cinta di atas Vespa



Vespa, sepeda motor yang sekalipun diproduksi tahun 1960 tapi tetap tak bisa disebut tua. Vespa menjadi kendaraan klasik yang menyimpan cerita perjalanan hidup pemiliknya.

Meski mesinnya sudah berumur puluhan tahun, kemampuannya untuk menarik memori pemiliknya ke masa lalu menjadikan motor ini tetap abadi. Selalu ada kisah yang bisa diingat bersama Vespa.

Kisah cinta menjadi satu yang sering melekat bersama Vespa. Dalam romantika percintaan seperti pada video klip, film, maupun sesi pemotretan prewedding, Vespa sering diikutkan.

Satu kisah cinta di atas vespa dijumpai Tribun dalam ajang pertemuan pecinta Vespa se-Provinsi Jambi dengan nama Kajanglako, Minggu (23/10). Kisah cinta itu milik Nanta dan Azila. Mereka datang mengendarai vespa dan tampak asyik menikmati acara Kajanglako.

Nanta adalah pemuda yang menuntut ilmu di bangku kuliah, sedangkan Azila adalah remaja yang berstatus pelajar SMA. Nanta mengatakan sudah bersama Azila selama tiga tahun.

Selama itu pula Vespa mungilnya yang berwarna hijau terang menemani perjalanan cintanya bersama Azila. Vespa itu membawa mereka berkeliling Kota Jambi bahkan juga sampai ke Muara Bulian, Kabupaten Batanghari.

"Vespa ini juga yang mengantar saya ke rumah calon mertua," ujar Nanta.

Menurut Nanta, jalan-jalan bersama pacar menggunakan Vespa menjadikan suasana lebih terasa romantis dan bisa membuat mereka semakin dekat. Ketika mengendarai Vespa dan mengalami permasalahan mesin, terkadang Nanta dan Azila harus menjawab pertanyaan orang yang menanyakan alasan mereka mendorong vespa. Mereka pun kompak menyebut 'habis minyak' sebagai alsannya.

Nanta pun bukan tipe pengendara yang ugal-ugalan. Ia peduli akan keselamatan dirinya dan Azila. Hal itu terlihat dari kepedulian mereka akan pentingnya helm standar.

Selain itu, Nanta juga mengatakan, Vespa bukan tipikal kendaraan untuk ngebut. Ia tidak pernah dan tidak tertarik memacu Vespa-nya dalam kecepatan tinggi. Saat di jalanan, kecepatannya hanya ada di kisaran 60 kilometer per jam.

Vespa milik Nanta merupakan keluaran tahun 1979. Bentuk mungil serta warna hijau terangnya kerap menjadikan anak-anak mengira Vespa-nya adalah mainan.

Azila pun mengaku senang berkendara bersama Nanta dan Vespa. "Lebih asyik, dak semua orang bisa pacaran di atas Vespa. Jadi lebih romantis," ujar Azila.
----------------------------
Sumber : Tribun Jambi

Fakta Singkat Tentang Vespa



Vespa Merayakan Perjalanan Abadinya Sebagai Merek Ikonik di Indonesia dengan Peluncuran Mesin State-of-the-art 3 Valves

Lebih dari 65 tahun, Vespa telah melampaui fungsi transportasi, mengidentifikasi dirinya dengan gaya hidup yang berakar pada nilai-nilai seperti kebebasan, keindahan, dan kualitas hidup.

Vespa telah banyak terlihat di jalan-jalan Indonesia sejak tahun 1960an dan telah menjadi simbol ikonik bagi masyarakat Indonesia.

Dedikasi para pecinta Vespa ditunjukkan oleh terbentuknya berbagai komunitas Vespa secara organik yang memungkinkan mereka untuk merasakan nilai dan semangat positif dari skuter paling terkenal di dunia.

Dengan jumlah lebih dari 40,000 pecinta Vespa; komunitas Vespa di Indonesia menjadi komunitas terbesar kedua di dunia setelah Italia. Untuk merayakan perjalanan abadinya sebagai merek ikonik di Indonesia, Vespa meluncurkan mesin State-of-the-art 3 Valves.

Berikut fakta-fakta singkat tentang Vespa:
Vespa pertamakali dikenal pada tahun 1946 sebagai simbol kreativitas dari Italia dan sebagai contoh unik dari “keabadian” dalam sejarah desain industri.

Desain Vespa (‘lebah’ dalam bahasa Italia) terinspirasi dari bentuk lebah yang desainnya bertahan hingga sekarang dan membuat skuter cantik ini menjadi ikon dunia sepanjang masa.
Vespa telah banyak muncul di jalan-jalan Indonesia sejak tahun 1960-an dan menjadi simbol ikon dalam masyarakat.

Komunitas sosial Vespa di Indonesia merupakan yang terbesar kedua setelah Italia dan beranggotakan lebih dari 40.000 pecinta vespa yang jumlahnya terus bertambah.

Vespa mulai tampil di film pada tahun 1950, 4 tahun setelah peluncurannya di pasaran, dalam sebuah film Italia berjudul “Sunday in August”, dan menjadi simbol status yang mendunia melalui “Roman Holiday” (1953) dengan Audrey Hepburn dan Gregory Peck melambaikan tangan mereka di jalanan Roma sambil mengendarai Vespa 125.

Film-film lain yang memasukkan Vespa didalamnya antara lain adalah Dear Diary (1993),Alfie (2004) dengan Jude Law dan The Interpreter (2005) dengan Nicole Kidman, Quadrophenia, Absolute Beginners, American Graffiti, The Talented Mr. Ripley, “102 Dalmatians” serta “Transformers”.

Vespa telah digunakan oleh banyak aktor dan artis dalam film, seperti Milla Jovovich, John Wayne, Henry Fonda, Gary Cooper, Sting, Antonio Banderas, Matt Damon, GĂ©rard Depardieu, Jude Law, Eddie Murphy, Owen Wilson, Nicole Kidman dan masih banyak lagi.

Vespa LXV 3V ie Segera Mendarat di Indonesia



Vespa LXV 3V ie

Jakarta – PT Piaggio Indonesia kembali meluncurkan produk terbaru mereka ke Indonesia, setelah belum lama ini telah merilis LX & S 150, kini giliran Vespa LXV 3V ie yang akan dirilis di tanah air.

Nantinya Vespa LXV 3V ie ini akan dibekali dengan mesin 150cc, serta teknologi injeksi yang juga sudah dibenamkan untuk skuter ini, untuk urusan mesin menggunakan 3 klep. Dengan adanya teknologi yang digunakan pada Vespa LXV 3V ie ini, maka akan memberikan konsumsi bahan bakar yang jauh lebih irit.

Pratiwi Halim selaku Marketing Director PT Piaggio Indonesia, saat dihubungi oleh harianindo, Jumat (14/6/2013), mengungkapkan bahwa “Untuk peluncurannya dalam waktu dekat akan segera dilakukan, tetapi untuk masalah harga nanti saja saat peluncurannya, tegasnya”.

Masih menurut Pratiwi Halim, produk terbaru Vespa LXV 3V ie ini, memiliki jok belakang yang terpisah dengan jok depan, ujarnya.

Namun banyak yang berspekulasi tentang harga dari produk Vespa LXV 3V ini nantinya akan dijual dikisaran harga Rp 30 juta, karena pada produk sebelumnya yakni LX 150ie 3V dijual dengan harga Rp 26.500.000 dan untuk Vespa S 150ie 3V dibanderol dengan harga Rp 28.250.000 sudah termasuk on the road Jakarta.

Vespa Mania Banjiri Jalan Ibu Kota



Komunitas PCI (Piaggio Club Indonesia) bersama PT Piaggio Indonesia larut dalam suasana kumpuk bersama di acara Jakarta Mods Mayday yang berlangsung Minggu kemarin. Ini merupakan penyelenggaraan keenam kalinya setelah pertama kali diselenggarakan tahun 2008.

“PCI mendukung penuh perayaan Jakarta MODS Mayday, acara ini semakin menumbuhkan rasa kekeluargaan sesama pengguna Vespa” ungkap Anton “Pawpaw” Bramana, Ketua Umum PCI (Piaggio Club Indonesia)

“Kami berharap partisipasi PT Piaggio Indonesia dalam perayaan Jakarta MODS Mayday ini terus mendukung kesetiaan para pecinta Vespa yang berjiwa modern namun tetap klasik” ungkap Ignes Messyta, Communication Specialist PT.Piaggio Indonesia.

Dengan semangat muda dan kebersamaan yang erat, Vespa menjadi bagian penting dari perayaan Jakarta MODS Mayday tahun ini. Acara diawali dengan rolling thunder yang diawali dari Senayan dengan rute berikutnya menyusuri Sudirman – Senen - Cempaka Putih - Pulomas Raya dan berakhir di Maitrin Lounge di Jalan Kayu Putih Raya no.1 yang menjadi lokasi puncak perayaan Jakarta MODS Mayday kali ini. Acara MODS Mayday tahun ini diisi oleh berbagai acara seru seperti band performance, scooter contest dan live DJ.


MOD adalah sebuah subkultur yang bermula di London, Inggris pada akhir tahun 1950-an dan memuncak pada awal hingga pertengahan 1960-an. Elemen penting dari subkultur MOD meliputi fesyen, musik pop, termasuk jiwa Afrika Amerika, ska Jamaika, beat musik Inggris dan R&B serta kendaran ikonik asal Italia, Vespa.

Saat ini, gaya hidup MOD, sangat global dan dapat ditemukan di hampir semua bagian dunia, termasuk Indonesia. Untuk menghargai kelas pekerja dari semua lapisan masyarakat, setiap tahun, selalu diselenggarakan acara yang disebut MODS Mayday setiap tanggal 1 Mei secara serentak di seluruh dunia. Perayaan MODS Mayday di Indonesia tahun ini akan diselenggarakan di beberapa kota termasuk Jakarta setelah minggu lalu dirayakan di Bali.



Piaggio Club Indonesia

Sementara Piaggio Club Indonesia yang juga dikenal dengan kependekan PCI didirikan pada tanggal 15 Juli 2005 yang awalnya adalah wadah tempat berkumpulnya penggemar scooter matic Piaggio yang saat itu masih masuk ke Indonesia melalui jalur importir umum.

Dimulai dari beberapa varian Vespa ET4 kemudian berkembang menjadi berbagai varian model scooter lain seperti Piaggio X, Piaggio Liberty, Piaggio DNA, Piaggio Fly, Piaggio MP3, Vespa GT, Vespa GTS, Vespa PX, Vespa LX, dan sebagainya.

Dengan berjalannya waktu PCI juga menjadi wadah resmi perkumpulan komunitas penggemar Vespa & Piaggio di Indonesia seperti Campur Sari Vespa Jakarta, Move Indonesia, Piaggio Owners Community, Piaggio Lovers, D’Lajoers, Mata Elang, Zip Owners Group dengan jumlah anggota sekitar 1.000 orang.


kemudian untuk ketua PCI saat ini dijabat oleh Anton Brahmana (ketua ke-4) yang baru saja dilantik di bulan Maret 2013 lalu.

Bisnis Vespa Bermodal Cinta




Andri Gunawan dan Hanascya Sasongko adalah pasangan pecintaVespa. Sebelum memiliki Vespa modern, karena cintanya terhadap produk Italia tersebut, Andri pernah mempunyai 7 unit Vespa tradisional alias Vespa 2-tak.


"Saking cinta pada Vespa, tujuh unit Vespa lawas ada di garasi rumah. Sekarang semua sudah dijual dan beralih ke Vespa modern yang lebih praktis," kenang Andri.

Bermodal kesukaannya pada Vespa tradisional, Andri pun beralih pada Vespa modern, dengan membeli Vespa LX 150. Skuter matik ini pun didandani 'habis-habisan' dengan aksesori dan part orisinil Vespa Italia.
Tampilan baru LX 150 full aksesori asli Italia itu, membuat skuternya jadi 'buah bibir' di kalangan skuteris. 

Bahkan, teman-temannya di komunitas minta Vespa mereka dirubah tampilannya seperti Vespa miliknya.
Akhirnya, terbesit dalam pikiran Andri untuk berjualan aksesori orisinal Vespa. Berkat dukungan rekan-rekannya di komunitas Vespa, Akhirnya Andri dan Hana pun mendirikan bengkel sekaligus scooter shop di bilangan Kemang, Jakarta Selatan dengan nama SHD.


"Sebelum dire-launch, nama bengkelnya Super Heavy Duty. Namun disalahartikan oleh konsumen sebagai bengkel alat-alat berat. Makanya kami ganti jadi Scooter House Djakarta (SHD)," terang Andri.

Vespa, Warisan Positif Bersama Para Pecinta


Perjalanan yang cukup panjang Vespa di Indonesia. Hal ini menjadi sebuah kebudayaan warisan, turun temurun untuk perkembangan produk-produk Vespa.

“Vespa terus membawa warisannya yang telah dibangun oleh merek ini bersama dengan para pecinta Vespa; sembari merangkul modernitas yang sesuai dengan aspirasi generasi muda saat ini,” kata Pratiwi Halim, Marketing Director PT Piaggio Indonesia.

“Peluncuran mesin 3 Valves baru merupakan bukti bahwa Vespa tidak hanya indah di luar dengan desain dan tampilan yang khas, tetapi juga indah, dapat diandalkan dan kuat di dalam dengan teknologi mesin state-of-the-art baru ini."

Vespa La Dolce Vita Indonesia dikemas dengan kehadiran dan penampilan dari para Brand Family Vespa, seperti Netral, David Bayu, DJ Winky Wiryawan – Kenes Andari dan Bottlesmoker.

Selain itu ada The Spring Summer collection 2013 fashion show dari Danjyo Hiyoji yang mengangkat tema ‘Asymmetry’. Tema fashion ini untuk menyoroti nilai stylish dari Vespa dan menegaskan bahwa Vespa hadir saat ini dan telah menjadi trend-setter bagi segalanya yang berhubungan dengan gaya hidup. Jiwa Vespa mewujudkan keunikan dan eksklusivitas dari kendaraan perkotaan yang stylish dan premium.


Vespa telah banyak terlihat di jalan-jalan Indonesia sejak tahun 1960-an dan telah menjadi simbol ikonik bagi masyarakat Indonesia. Dedikasi para pecinta Vespa ditunjukkan oleh terbentuknya berbagai komunitas Vespa secara organik yang memungkinkan mereka untuk merasakan nilai dan semangat positif dari skuter paling terkenal di dunia. Dengan jumlah lebih dari 40.000 pecinta Vespa, komunitas Vespa di Indonesia menjadi komunitas terbesar kedua di dunia setelah Italia.

“Kami bangga melihat Vespa berkembang tidak hanya sebagai sebuah produk, tapi sebagai sebuah simbol, sebuah manifesto bagi para pecintanya. Definisi Anda terhadap Vespa menentukan siapa diri Anda. Menentukan karakter dan kepribadian Anda,” pungkas Marco.

Inilah Keunggulan Mesin 3 Valves Vespa



PT Piaggio Indonesia memperkenalkan teknologi mesin baru 3 Valves (katup) pada Vespa meninggalkan generasi 2 Valves sebelumnya. Hasilnya Vespa kini lebih irit bahan bakar dan makin ramah lingkungan.

Teknologi 3 Valves ini menggunakan mesin satu silinder 4-tak berpendingin udara dengan 3 katup (2 katup masuk dan 1 katup buang) satu overhead cam dan sistem injeksi bahan bakar elektronik.

Crankshaft baru Vespa yang disesuaikan pada bentuk dan bobot, putaran camshaft dengan tumpuan pada bearings, serta penggunaan roller rockers mengurangi tingkat gesekan secara signifikan, menciptakan keuntungan dalam hal kinerja dan konsumsi bahan bakar.

Pengurangan diameter (bore) dan penambahan langkah (stroke), menciptakan keuntungan pada respon torsi dan akselerasi. Dalam rangka mencari kinerja dan rasio konsumsi bahan bakar terbaik.



Teknologi 3 Valves adalah yang paling efektif karena meningkatkan kinerja katup masuk, meningkatkan efisiensi mesin dibandingkan dengan mesin 2 valves yang konvensional.

Timing system yang inovatif tersebut memungkinkan kita untuk meningkatkan pergerakan pencampuran bahan bakar di dalam silinder.

Sehingga proses pembakaran menjadi lebih sempurna dengan posisi busi yang baru yang secara bersamaan menjamin perbaikan sistem pendinginan dari komponen-komponen di kepala silinder, yang sekaligus dapat mempermudah perawatan.

Sistem pendinginan merupakan obyek analisis utama, melalui simulasi thermo fluid dynamic, yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja dan dengan demikian akan memperoleh pengurangan signifikan pada tingkat kebisingan mesin dan penyerapan tenaga.


Sistem injeksi bahan bakar telah diperbaharui, dengan cycle automatic idle management serta cycle fuel mixture management yang berkelanjutan dengan penggunaan Lambda probe yang efisien. Generasi terbaru ECU (electronic control unit) yang mengatur advance mapping terhadap pencampuran bahan bakar dan waktu pengapian.

Free wheel electric starter baru, lebih efisien dan tidak berisik, terpadu sempurna dengan mesin yang kaya akan fitur-fitur teknologi. Ditambah dengan dry centrifugal clutch otomatis yang telah dikalibrasi dengan tujuan untuk memaksimalkan kinerja dan penghematan bahan bakar pada kecepatan rendah.

Teknologi 3 Valves juga memberikan keuntungan yaitu berat mesin yang lebih ringan dari pendahulunya 2 Valves.

Bersama dengan peningkatan kinerja yang signifikan, penghematan bahan bakar juga ditingkatkan, sekitar 30 persen lebih baik bila dibandingkan dengan mesin generasi sebelumnya.


Hal ini menjadikan Vespa dapat meraih tingkat keekonomisan bahan bakar terbaik di segmen matik. Secara spesifik, tingkat penggunaan bahan bakar pada mesin 3V ini mencapai kurang lebih 45 km/liter pada kondisi lalu lintas kota.

Mesin 3V juga memungkinkan pengguna untuk menggunakan bahan bakar dengan oktan yang berbeda tanpa mempengaruhi kinerja dan kehandalan mesin.

Mesin baru ini memungkinkan pengguna untuk mengurangi biaya operasional tidak hanya dalam hal konsumsi bahan bakar. Tapi juga dalam biaya perawatan karena selang waktu servis saat ini sudah diperpanjang menjadi 5.000 km.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang hanya 3.000 km. Disamping itu periode penggantian oli juga sekarang sudah diperpanjang menjadi 10.000km, dimana generasi sebelumnya hanya 6.000km.

Vespa LX 150ie dan S 150ie Gunakan Mesin Baru 3 Valves



Para pecinta Vespa di Indonesia kini dapat merasakan sensasi dan kinerja dari mesin baru 3 Valves. PT Piaggio Indonesia selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) resmi dari skuter ikonik dunia, Vespa, telah mengaplikasikan mesin baru tersebut pada produk-produknya Mesin baru 3 Valves telah dipasangkan pada model LX 150ie 3V.

Model ini hadir untuk menghidupkan kembali sentuhan klasik Vespa yang tak lekang oleh waktu. Di Indonesia, Vespa LX 150ie 3V tersedia mulai bulan Maret.

Vespa LX 150ie 3V menawarkan 5 pilihan warna, yakni Marrone Onix (coklat), Celeste Procida (biru), Rosso Dragon (merah), Giallo Lime (kuning) dan Bianco (putih). Harga Vespa LX 150ie 3V ini adalah Rp 26.500.000 (OTR Jakarta).

Untuk Vespa dengan sentuhan karakter lainnya; para pecinta Vespa dapat memilih Vespa S 150ie 3V yang mewakili “Vespino” yang sporty dan melegenda. Model ini juga menggondol mesin generasi baru 3 Valvel.

Vespa S 150ie 3V baru mulai tersedia pada bulan April mendatang. Model ini menyajikan 5 pilihan warna, seperti Arancio Linosa (orange), Azzurro Levanzo (biru matte), Grigio Titanio (abu-abu matte), Rosso Dragon (merah) dan Bianco (putih). Vespa S 150ie 3V dibanderoli harga Rp 28.250.000 (OTR Jakarta).

Teknologi 3 Valves pada Vespa terbaru menggunakan mesin satu silinder 4-tak berpendingin udara dengan 3 katup (2 katup masuk dan 1 katup buang) satu overhead cam dan sistem injeksi bahan bakar elektronik.

Dalam rangka mencari kinerja dan rasio konsumsi bahan bakar terbaik, teknologi 3 Valves adalah yang paling efektif karena meningkatkan kinerja katup masuk, meningkatkan efisiensi mesin dibandingkan dengan mesin 2 valves yang konvensional.

Sistem injeksi bahan bakar telah diperbaharui, dengan cycle automatic idle management serta cycle fuel mixture management yang berkelanjutan dengan penggunaan Lambda probe yang efisien. Generasi terbaru ECU (electronic control unit) yang mengatur advance mapping terhadap pencampuran bahan bakar dan waktu pengapian.

Teknologi 3 Valves juga memberikan keuntungan yaitu berat mesin yang lebih ringan dari pendahulunya 2 Valves. Bersama dengan peningkatan kinerja yang signifikan, penghematan bahan bakar juga ditingkatkan, sekitar 30 persen lebih baik bila dibandingkan dengan mesin generasi sebelumnya.


Vespa Weekender, Sensasi Gaya Hidup ala Piaggio



PT Piaggio Indonesia sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) resmi Vespa meluncurkan Vespa Weekender. Sebuah program bulanan yang didedikasikan untuk para penggemar otomotif, khususnya pecinta Vespa.

Melalui program ini Vespa mania diajak merasakan sensasi gaya hidup dari kendaraan perkotaan bersama skuter yang melegenda ini.

Vespa Weekender sebagai program bulanan diharapkan dapat menggabungkan berbagai komunitas Vespa untuk bersama-sama menikmati saat-saat menyenangkan. Event yang diisi dengan gaya hidup khas Vespa seperti city riding, jelajah kuliner, photo hunting dan menikmati hiburan khas kaum urban.

“Kami sangat senang dapat mempersembahkan Vespa Weekender selama 2013 ini sehingga semua pecinta Vespa di Indonesia dan para pecinta otomotif secara umum akan berkesempatan untuk merasakan pengalaman bersama ikon sepanjang masa, Vespa,” ujar Sergio Mosca, Managing Director dari PT Piaggio Indonesia.



Selain itu program ini menawarkan serangkaian test ride, galeri Vespa dan juga hiburan informatif mengenai keamanan berkendara dengan gaya pecinta Vespa, dan hiburan.

“Kami yakin bahwa melalui Vespa Weekender, perilaku berkendara yang positif dan karakter stylish yang telah ditunjukkan oleh para pecinta Vespa akan dapat ditularkan kepada para pecinta otomotif yang lain,” sambung Pratiwi Halim, Marketing Director PT Piaggio Indonesia.

“Acara ini adalah bentuk apresiasi kami kepada para pecinta Vespa dan juga komunitas-komunitas Vespa yang telah menjadi penggemar setia dari merek legenda ini,” tambah Pratiwi.

Sementara itu Vespa Weekender juga akan mengusung Vespa Tree(s) Project dimana jumlah peserta dari Vespa Weekender setiap bulannya selama tahun 2013 akan dikonversikan dalam bentuk bibit pohon yang akan disumbangkan untuk hutan kota.

Ini merupakan ajakan kepada para peserta Vespa Weekender untuk makin peduli terhadap lingkungan dengan menanam lebih banyak pohon.


Vespa Tunjuk Artis 'Unik' Sebagai Brand Family



Bersamaan dengan peluncuran Vespa Weekender, PT PiaggioIndonesia memperkenalkan para musisi dan artis terkenal Indonesia sebagai Brand Family.

Public figure yang menjadi brand family Vespa adalah Bottlesmoker (dua musisi Bandung yang memproduksi musik pop elektro dengan alat musik mainan), David Bayu (vokalis Naif), Gading Marten, Kenes Andari, band Netral, serta DJ Winky Wiryawan.

Nama-nama tersebut dipilih karena masing-masing dari mereka memiliki karakter serta kepribadian unik dan istimewa sesuai dengan jiwa Vespa.

“Vespa dan para pecinta Vespa memiliki banyak karakter positif dan kami yakin bahwa para brand family Vespa ini dapat merepresentasikan nilai utama dari Vespa, yaitu fun, kreatif, istimewa, kebersamaan, stylish, bebas, kekeluargaan, dan sebagainya,” ujar Pratiwi Halim, Marketing Director PT Piaggio Indonesia.

Pratiwi menambahkan, saat acara peluncuran Vespa Weekender akhir pekan kemarin, para Brand Family Vespa bergabung dalam salah satu dari serangkaian acara Vespa Weekender.

Adapun rangkaian acaranya yakni city riding, yang akan mengambil rute dari Fable SCBD ke Senayan–Bundaran Hotel Indonesia–Monas–Menteng–Kuningan–Gatot Subroto–Komdak dan kembali lagi ke lokasi acara semula.



David, yang mengepalai band retro Naif sejak 1995 menyatakan bahwa dirinya dan Vespa telah berubah menjadi lebih baik dengan tetap menghargai identitas asli masing-masing.

“Mengapa harus takut untuk berubah? Selama kita percaya dengan karakter dan pribadi kita yang sesungguhnya. Saya dan Vespa memiliki visi yang sama; kita modern tapi juga klasik," ujar David.

Sebagai bukti nyata dari anak muda Bandung yang penuh dengan semangat dan kreativitas, Bottlesmoker yakin bahwa semangat Vespa akan selalu memimpin dengan keunikan dan kreativitasnya. “Vespa adalah simbol kebersamaan dan juga belahan jiwa kita,” tandas Bottlesmoker.

Di sisi lain Gading Marten menyatakan bahwa semangat Vespa telah dirasakan oleh komunitas-komunitasnya di seluruh dunia.

“Para pecinta Vespa adalah satu. Vespa bersama kita di saat susah maupun senang, dan yang terpenting, rasa persaudaraan yang kuat antar komunitas yang ditawarkan oleh Vespa benar-benar sangat kuat,” ujar Gading Marten.


Pasangan selebriti, Winky Wiryawan dan Kenes Andari telah menjadikan Vespa sebagai bagian dari perjalanan cinta mereka. Winky dengan sigap menimpali bahwa kecintaan mereka berdua terhadap Vespa telah menunjukkan bahwa keduanya memiliki selera yang sama.

“Kami berdua menyukai Vespa dengan desain-nya yang cantik dan ikonik, serta karakternya yang keren dan unik. Saya dan Kenes memiliki berbagai pengalaman cinta yang tak terlupakan dan Vespa telah menjadi bagian darinya,” tutur Winky.

Band Netral dengan citra beraninya meyakini bahwa persaudaraan lebih penting dari segalanya. Kedekatan yang terjalin di antara para anggota merupakan sebuah bukti yang menunjukkan bahwa mereka telah bersama-sama selama lebih dari satu dekade.

“Kami mencintai Vespa karena kami memiliki semangat yang sama. Dan kami ingin mengajak semua pecinta Vespa untuk meyakini bahwa kekuatan persaudaraan dapat membawamu ke manapun kau mau,” timpal Bagus, sang vokalis.

Fans Page

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Followers

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Flag Counter

Popular Posts